Evolusi Sarung Tangan Kiper



Kiper adalah satu-satunya pemain di lapangan yang punya hak khusus, yakni menyentuh bola dengan tangan. Sejak kapan mereka diperbolehkan memakai sarung tangan?

Dari sejarahnya, peraturan keberadaan kiper baru ada di tahun 1872. Namun, lahirnya posisi kiper saat itu tidak langsung dibarengi dengan peraturan yang melindungi posisi ini. Di masa itu pemain tim lain diizinkan menggunakan bahu untuk "menabrak" kiper yang sedang menangkap bola, bahkan legal untuk menyeret sang kiper melewati garis gol.

Dengan kondisi ini, maka di masa itu kiper-kiper lebih sering menepis dan memukul bola daripada menangkapnya. Namun pada akhirnya peraturan berkembang dan dimodifikasi hingga saat ini.

Tentang sarung tangan, benda ini memiliki setidaknya dua fungsi: melindungi tangan kiper, dan juga supaya tangkapan lebih maksimal. Ketika posisi kiper lahir, sarung tangan belum populer dan banyak digunakan seperti era modern saat ini. Sebabnya adalah, Laws of The Game FA pada saat itu tidak pernah mengharuskan seorang kiper menggunakan sarung tangan. Bahkan hingga kini, Laws of The Game dari FIFA pun tak menyebutkan dengan spesifik dan jelas terkait penggunaan sarung tangan.

Sebuah dokumen dari Lembaga Paten German menyatakan bahwa sarung tangan kiper telah ditemukan di tahun 1885, namun penggunaannya untuk pertama kali diyakini baru terjadi antara tahun 1940 dan 1950. Adalah seorang kiper Argentina bernama Amadeo Carrizo yang pertama kali dikenal memakai sarung tangan.

Penggunaan sarung tangan kiper menjadi lebih umum pada akhir 1960 dan awal 1970. Tapi kebanyakan kiper masih menggunakannya hanya dalam kondisi basah. Terlebih lagi belum ada sarung tangan yang diproduksi khusus untuk para kiper ini, sehingga masih banyak yang menggunakan sarung tangan berkebun untuk bertanding.

Dokumen Lembaga Paten Jerman menyatakan bahwa sarung tangan kiper yang pertama kali diciptakan menggunakan bahan karet dari India. Adalah seorang Inggris bernama William Sykes yang punya visi menciptakan sarung tangan untuk melindungi kiper dari bola.

Banyaknya kiper yang mulai menggunakan sarung tangan di era 1970-an akhirnya membuat beberapa pabrik alat-alat olahraga seperti Reusch dan Uhlsport mulai membuat sarung tangan khusus untuk kiper. Reusch yang merupakan perusahaan Jerman, mengembangkan sarung tangan untuk salah satu kiper legendaris Der Panzer, Sepp Maier.

Sarung tangan kiper sendiri telah melalui sebuah evolusi. Dari pertama kali ditemukan menggunakan bahan karet India, hingga yang lazim digunakan kini menggunakan bahan latex.

Pada umumnya, bagian telapak tangan dari sarung tangan kiper terbuat dari latex. Latex pada dasarnya adalah karet, namun telah diolah melalui proses modern. Bahan ini membuat bola lebih mudah dan lengket ketika ditangkap. Meskipun bahan ini merupakan bahan yang paling banyak digunakan, namun diawal populernya sarung tangan berbagai bahan juga pernah digunakan seperti kain terry dan karet pemukul tenis meja.

Selain berguna untuk memberi "cengkeraman" yang lebih maksimal, sarung tangan kiper modern juga punya fungsi menyerap tenaga bola. Untuk itu, sarung tangan modern disisipkan bantalan dari sebuah bahan bernama kain "spacer" untuk meredam tenaga bola. Bahan inilah yang membuat sarung tangan kiper cenderung menggembung.

Pada bagian punggung sarung tangan, bahan yang digunakan adalah campuran antara latex, polyurethane, kain tekstil elastis, dan bahan khusus lainnya yang ditambahkan oleh masing-masing pabrikan untuk memberikan identitas dan fitur tertentu.

Pada dasarnya, lapisan latex di bagian telapak tangan dibuat memanjang ke bawah hingga hampir di pergelangan tangan. Ini berguna untuk memberikan ruang yang lebih lebar untuk mencengkeram bola. Sedangkan sarung tangan terkini tidak hanya dilengkapi latex di bagian luar, tapi juga di bagian dalam yang bersentuhan dengan kulit. Ini berguna untuk mencegah terjadinya selip ketika kiper beraksi.

Meski tak bisa dipisahkan, ada juga kiper yang malah memutuskan melepas sarung tangan jsutru di saat-saat penting pertandingan. Saat Portugal beradu penalti melawan Inggris di babak perempatfinal Piala Eropa 2004, misalnya, kiper Portugal, Ricardo, memutuskan melepas sarung tangannya saat menghadapi algojo terakhir Inggris, Darius Vassel. Hasilnya? Ia memblok tembakan Vassel. Setelah itu Ricardo menjadi algojo timnya dan menentukan kemenangan Portugal.


SUMBER : detik.com

1 comments: