Makam Unik Leluhur Minahasa



Lain wilayah, lain pula tradisi yang dipatrikan. Adat istiadat dan budaya, diterjemahkan melalui banyak cara. Termasuk bagaimana cara seseorang dimakamkan. Jika Toraja menguburkan jenazah di atas gunung batu terjal, berbeda dengan yang dilakukan oleh Suku Minahasa, Sulawesi Utara. Mereka memakamkan jenazah pada peti dari material batu.

Tradisi ini disebut dengan Waruga. Ini adalah tradisi pada zaman megalitik yang dilanjutkan hingga abad ke-19. Peti terdiri atas dua bagian yang berfungsi sebagai wadah dan tutup. Letaknya pun tegak di atas tanah. Membuat banyak orang bertanya-tanya bagaimana leluhur Minahasa memposisikan jenazahnya.

Ternyata, tubuh jenazah diringkuk dengan kaki terlipat, mirip seperti posisi bayi saat di dalam kandungan. Filosofi yang lahir, seperti apa posisi manusia saat akan dilahirkan, seperti itulah posisinya saat meninggalkan dunia melalui kematian.



Setelah jenazah diposisikan sempurna di dalam peti, barulah lubang ditutup batu yang berbentuk atap rumah. Atap diukir dengan bentuk bervariasi, berupa orang, binatang, benda alam, atau tumbuh-tumbuhan. Barang-barang milik jenazah juga ikut dimakamkan di dalam Waruga , seperti piring, cangkir, kalung, dan peralatan lainnya. Namun, kini diambil kembali dan diamankan.



Tidak semua leluhur Minahasa dikuburkan dengan cara ini. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki posisi penting pada masyarakat. Itulah sebabnya mengapa jumlah Waruga tidak terlalu banyak, sekitar 2.000 buah tersebar di Minahasa hingga Manado.

Untuk melihat keunikan Waruga , wisatawan dapat menyambangi Taman Purbakala Waruga Sawangan. Letaknya 40 kilometer dari kota Manado. Sebanyak 144 Waruga bersemayam di sini.


SUMBER : vivanews

0 comments:

Posting Komentar