Ajaran Bisnis Steve Jobs



Steve Jobs telah meninggal pada Oktober 2011. Pria berusia 56 tahun itu wafat setelah bertahun-tahun berperang melawan penyakit kanker pankreas.

Namun, semangat wirausaha Steve Jobs masih hidup dan tidak akan dilupakan orang. Steve Jobs mendirikan Apple dari garasi rumahnya, dan berbagai kalangan menilai Jobs merupakan salah satu chief executive officer (CEO) terbaik dunia.

Kerja keras dan inovasinya membuat Apple menjadi salah satu raksasa teknologi di dunia. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah hidup Steve Jobs.

Forbes merangkum 10 pelajaran bisnis dari Steve Jobs yang akan tetap menjadi contoh bagi para eksekutif dunia lainnya:

1. Selalu mengerjakan apa yang dia suka.

Steve Jobs menjadi miliuner berkat Apple, setelah berhasil menyelamatkan perusahaan tersebut dari kebangkrutan pada 1997. Steve Jobs yang sempat keluar dari Apple akhirnya kembali masuk untuk menyelamatkan perusahaan yang ia dirikan. Apple merupakan panggilan bagi dirinya.

2. Jangan sampai badut- badut menghancurkan perusahaan.

Steve Jobs tidak membiarkan para badut, orang-orang yang menghancurkan perusahaan dari dalam, berkembang biak dalam perusahaan. Steve Jobs mengakui tidak bisa bekerja sendiri, namun ia tidak membiarkan orang- orang untuk menghancurkan perusahaan yang ia cintai.

3. Memilih orang terbaik. Steve dikenal sebagai pemimpin yang tegas, bahkan tidak segan-segan memaki anak buahnya jika melakukan kesalahan.

Namun, pada akhir kepemimpinannya sebelum mengundurkan diri karena sakit, Steve belajar bahwa tidak bisa mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Steve lalu memilih orang- orang berbakat dan memiliki inovasi tinggi untuk bekerja dengannya. Mereka diberikan kesempatan untuk sukses ataupun gagal dengan usaha sendiri, bukan menjadi boneka Steve Jobs.

4. Selalu memosisikan diri sebagai orang lain.

Berbagai produk Apple selalu mengundang decak kagum orang-orang. Apple selalu memberikan produk yang terbaik kepada konsumen. Steve Jobs memikirkan apa produk yang menjadi impian orang-orang dan berusaha mewujudkannya. Jika Anda ingin menjual ide, produk atau layanan, tempatkan posisi Anda pada posisi orang lain seperti Steve Jobs.

5. Buatlah produk terbaik, namun dengan harga yang tidak terlalu tinggi.

Apple nyaris bangkrut pada medio 1990-an, terlibas oleh Microsoft yang menjulang, karena menjual berbagai produk yang bagus dengan harga yang lebih murah dari Apple. Berbagai produk Apple waktu itu tidak laku di pasaran. Jobs belajar dalam berbagai upayanya menyelamatkan Apple. Sewaktu Jobs mengumumkan berbagai produk, iPod, iPhone. dan iPad, orang menduga harganya akan di atas US $1.000 per produk. Namun, ekspektasi orang salah, Apple menjualnya dengan harga hampir setengah harga dari yang diprediksi. Apple tetap dapat mengambil keuntungan dari produk tabletnya di saat perusahaan lain tersentak melihat produk Apple yang murah. Para kompetitor pun terpaksa banting harga agar dapat berkompetisi.

6. Tidak pernah mengalahkan pesaing dalam kompetisi, ia menciptakan sendiri kompetisi.

Sebagai seorang yang penuh inovasi, Steve Jobs mempunyai pikiran berbeda untuk menciptakan permainan baru. Di saat berbagai ponsel pintar masih menggunakan keyboard fisik, Apple datang dengan sesuatu yang berbeda. Di saat lesunya penjualan lagu dan musik akibat pembajakan, Apple menciptakan "Walkman" berikutnya dalam iPod yang memaksa pengguna untuk membayar musik. Di saat berbagai perusahaan komputer melebarkan jaringan penjualan di berbagai toko, Apple hanya menjual produknya di Apple Store.

7. Jangan main-main dengan kesehatan.

Berbagai ide bisnis Steve Jobs akhirnya terhenti akibat penyakit kanker yang diderita. Steve menyadari hal ini setelah ia didiagnosis dokter untuk berhenti bekerja. Kanker pankreas bisa ditanggulangi bila telah didiagnosis sejak awal dan Steve mungkin masih hidup jika ia diobati secara agresif. Steve memilih pengobatan naturopathic yang tidak efektif. Dan, saat ia memutuskan untuk mulai menjalani pengobatan dari dokter yang ahli, sudah banyak waktu terbuang untuk menyelamatkannya.

8. Tidak pernah berhenti atas penghargaan yang dicapai.

Apple lolos dari kebangkrutan dan menjadi salah satu raksasa teknologi dalam waktu 10 tahun. Biasanya, para CEO dan jajaran manajer senior menikmati kesuksesan yang telah dicapai dan mulai pindah ke berbagai perusahaan untuk meningkatkan profil mereka sendiri. Steve Jobs berbeda. Di saat mencapai puncak tertinggi kariernya, Steve Jobs terus melakukan inovasi dan kreasi agar tetap dapat bersaing dengan para kompetitor seperti Samsung dan Google. Steve Jobs menyadari, membangun Apple dalam 10 tahun bukanlah hal mudah, dan ia ingin mempertahankannya dengan tidak mengambil waktu istirahat. Hasilnya, Apple saat ini masih menjadi raksasa teknologi, khususnya dalam persaingan ponsel pintar, yang disegani. Berbeda dengan Reserach In Motion (RIM), produsen BlackBerry, dan Nokia, yang anjlok setelah mencapai titik kesuksesan.

9. Selalu mempresentasikan sendiri produk baru Apple.

Steve Jobs dikenal piawai dalam mempresentasikan produk-produk baru Apple. Ini yang membuat Apple dan Steve Jobs tidak dapat dipisahkan. Beberapa kritikus menilai Apple tidak bisa lepas dari Steve Jobs. Namun, ini kelebihan Steve Jobs, dapat meyakinkan orang- orang pada produknya yang berkualitas tinggi.

10. Membuat seluruh karyawan bangga bekerja di Apple.

Kebanyakan perusahaan besar tidak peduli dan membiarkan karyawan menyembunyikan tanggung jawabnya. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan besar gagal mencari tahu permasalahan apa yang terjadi di lapangan, dan mengoreksinya.

Steve Jobs memiliki cara dengan mendistribusikan tanggung jawab kepada karyawan. Memang, ada konsekuensi gagal jika karyawan tersebut pindah. Namun, inti dari aturan ini adalah, setiap karyawan mengerjakan tugas yang penting dan dapat menunjukkan kebanggaan tersendiri bekerja di Apple. Setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama dan setiap orang mampu mencapai level tertinggi.


SUMBER : news.viva.co.id / forbes

0 comments:

Posting Komentar