Duel Pelatih Vs Pemain



Dengan segala tekanan dan ekspektasi yang mengitarinya, sepakbola kerap diwarnai dengan cerita konflik antara pelatih dan pemain. Tanyakan hal itu kepada Roberto Mancini dan Mario Balotelli yang bergulat dalam sesi latihan Manchester City, Kamis (3/1) kemarin. Seperti dikutip dari GOAL.com Indonesia menyusun sembilan kisah lain yang terangkai dalam "Sepuluh 'Duel' Pelatih Vs. Pemain" untuk menggambarkan bagaimana emosi dapat menjadi suguhan sampingan dari sebuah pertandingan sepakbola. Beberapa kutipan sengaja dibiarkan dalam bahasa aslinya karena sulit mencari padanan dalam bahasa Indonesia dan dapat menerangkan panasnya situasi saat konflik terjadi.

Roberto Mancini vs Mario Balotelli



Duel dua Italia di tanah Inggris yang seperti tinggal menunggu waktu untuk terjadi di atas lapangan. Mancini berang kepada Balotelli karena sang pemain melakukan pelanggaran yang terlalu keras kepada Scott Sinclair dalam sesi latihan di Carrington. Teguran Mancini malah disambut Balotelli dengan kecaman balik sehingga keduanya terlibat bentrokan fiisk. Mancini mencengkeram rompi yang dikenakan Balotelli dan melemparnya ke tanah. Setelah dipisahkan, Balotelli kemudian masuk ruang ganti. Mungkin saja langsung menuju pintu keluar Eastlands

Joe Jordan Vs Gennaro Gatuso



Pertikaian asisten manajer Tottenham Hotspur dan gelandang AC Milan ini terjadi pada babak 16 besar Liga Champions musim 2010/11 di San Siro. Gattuso mendadak beringas setelah bertukar umpatan dengan Jordan yang segera mencopot kacamatanya untuk melayani "tantangan" itu. Beruntung keadaan tidak memburuk karena keduanya segera dilerai. "Saya sedang gugup. Kami berdua berbicara dengan bahasa Skotlandia, sesuatu yang saya pelajari ketika bermain untuk Glasgow Rangers, tapi saya tidak bisa bilang apa saja yang kami bicarakan," ujar Gattuso yang akhirnya menerima sanksi bermain empat kali.

Mick McCarthy Vs Roy Keane



Keane memprotes kualitas fasilitas yang didapat skuat timnas Irlandia saat bersiap mengikuti Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang dengan sasaran sang pelatih, McCarthy. Pertikaian keduanya berakhir dengan kepulangan Keane dari Saipan dan absen di turnamen. Irlandia sendiri mampu melaju hingga babak 16 besar sebelum disingkirkan Spanyol melalui adu penalti. McCarthy pulang disambut bak pahlawan karena penampilan gigihnya, tapi barangkali dia tidak melupakan umpatan Keane. "I didn't rate you as a player, I don't rate you as a manager, and I don't rate you as a person. You're a f****** w***** and you can stick your World Cup up your a***. The only reason I have any dealings with you is that somehow you are the manager of my country! You can stick it up your b******* ," kata Keane sekaligus sebagai salam perpisahannya dengan Piala Dunia di Timur Jauh.

Brian Clough Vs. Roy Keane



Perilaku temperamental Keane mungkin saja hasil didikan keras Clough di Nottingham Forest. Seperti diakui pula oleh Keane, manajer fenomenal itu pernah menghajarnya karena melakukan kesalahan pada pertandingan melawan Crystal Palace, 1991 silam. "Saya hanya pernah memukul Roy sekali. Dia langsung bangun, jadi saya mungkin tidak terlalu keras memukulnya," ujar Clough suatu ketika. Lain lagi seperti yang dilakukan Clough terhadap Nigel Jemson. Usai striker muda Forest itu beraksi individual menawan di sebuah laga tim cadangan, Clough melabraknya. "Apakah kamu pernah dipukul di perut?" tanya sang manajer. Tidak, jawab Jemson. Clough pun melayangkan pukulan, "Sekarang kamu sudah mengalaminya, nak." "Jangan lakukan lagi trik seperti itu ketika orangtuamu menyaksikan di tribun penonton."

Guus Hiddink Vs Edgar Davids



Skuat Belanda terkenal gemar merusak diri sendiri saat menghadapi turnamen penting. Kejadian paling terkenal terjadi saat Euro 1996 ketika Davids merasa Hiddink lebih mengutamakan pemain-pemain berkulit putih di dalam skuat. Konflik meruncing setelah Belanda gagal memetik kemenangan menghadapi Skotlandia pada laga pertama Grup A. Beruntung keduanya kemudian berbaikan sebelum Piala Dunia 1998 digelar di Prancis. "Hiddink must take his head out of players' a***s so he can see better ," cetus Davids dan tiket pulang ke Amsterdam pun segera didapatkannya.

Delio Rossi Vs Adem Ljajic



Sebelum Ljajic sempat duduk di bangku cadangan, Rossi melayangkan bogem mentah karena sang gelandang misuh- misuh dengan bertepuk tangan secara sarkastis karena digantikan pada pertandingan Serie A Italia antara Fiorentina dan Novara musim lalu. Pembelaan Rossi kalau Ljajic menghina keluarganya tidak diterima manajemen dan jabatan pelatih pun hilang. "Dalam beberapa bulan terakhir tekanan mendera. Saya minta maaf karena pelatih kami tak pernah melakukan hal yang sama sebelumnya. Untuk kebaikannya sendiri dia harus tahu sudah melakukan kesalahan dan saya harus menempuh keputusan ini. Tidak ada provokasi yang bisa membenarkan tindakannya. Tim ini harus menyatu untuk meloloskan diri dari ancaman degradasi," ujar presiden Andrea Della Valle penuh penyesalan.

Norbert Meier Vs. Albert Streit



Kejadian ini dikenal sebagai "Kopfstoss-Skandal". Pada pertandingan Bundesliga Jerman antara MSV Duisburg dan FC Koln, 6 Desember 2005, Meier mengumpat Streit yang sedang berupaya mencegah pemain Duisburg melancarkan serangan balik. Mendadak keduanya terjatuh di pinggir lapangan sambil memegang kepala masing-masing. Streit diberikan kartu merah, tetapi rekaman video membuktikan Meier yang lebih dahulu menanduk wajah pemain Koln itu. Hasilnya, Meier diberi sanksi tiga bulan oleh federasi sepakbola Jerman. "Norbert sudah menelepon saya sehari setelah pertandingan dan meminta maaf. Masalah itu sudah selesai bagi saya," ungkap Streit beberapa tahun berselang.

Fabio Capello Vs Paolo Di Canio



Tak puas dengan keputusan Capello yang kerap tidak memprioritaskannya, Di Canio akhirnya meledak ketika AC Milan sedang melakukan tur pramusim di Cina, musim panas 1996. Di Canio diganti Capello dengan seorang pemain belakang ketika Milan tengah unggul 1-0 dalam sebuah laga eksebisi dan keputusan ini tidak dapat diterima sang pemain. Keduanya sampai harus ditahan staf kepelatihan supaya tidak baku pukul. "You're not going to tell me what to do. Whether I go back to the hotel or not, it's up to me, it's my decision. You're going to stop deciding things for me! One thing is for sure, I'm not going to hang around here and look at your p***s face any longer! " sergah Di Canio misuh-misuh dan segera setelahnya dia pindah ke Glasgow Celtic.

Paolo Di Canio Vs. Leon Clarke



Kini giliran Di Canio yang beralih peran sebagai pelatih atau manajer. Ketika Swindon Town dikalahkan Southampton pada Piala Liga Inggris, Desember 2011, Leon Clarke berang karena dianggap pelatih fisik tidak bermain dengan kemampuan terbaik. Di Canio yang mencoba menenangkan, tetapi malah disemprot sang striker. Keadaan menghangat ketika Di Canio menyeret Clarke ke dalam lorong dan pertengkaran berlanjut di sana. Temperamen Di Canio tampak terlalu besar bahkan untuk Clarke yang bertubuh lebih besar daripada dirinya. "Paolo merasa perselisihan seharusnya diselesaikan di balik layar dan dia ingin membawanya ke ruang ganti, tetapi Leon tidak bisa ditenangkan," ujar presiden Jeremy Wray menjelaskan situasi.

Noh Alam Shah Vs Miroslav Janu



Along tersinggung dengan ucapan Janu ketika diwawancarai televisi sebelum pertandingan Arema Indonesia melawan Persisam Samarinda, Juni 2011. Ketika tim kembali ke mes pemain usai pertandingan, Along tak lagi mampu menahan emosi karena tidak dimainkan sama sekali oleh Janu. Sambil menenteng stik golf Along mendekati Janu dan adu mulut terjadi. Asisten pelatih Toni Ho yang ingin melerai malah dilarang Along. Situasi baru mereda setelah para pemain Arema turun tangan. Janu tidak memainkan Along dalam lima pertandingan terakhir karena pemain asal Singapura itu tidak pernah berlatih, sementara dari pihak sang pemain diduga beralasan tidak berlatih karena belum menerima gaji.


SUMBER : goal.com indonesia
This entry was posted in :

0 comments:

Posting Komentar