Kebiasaan Yang Baik Di Amerika

Lain padang lain belalang, demikian pepatah lama kita. Kebiasaan-kebiasaan yang ada di Tanah Air ada yang sama, mirip-mirip ataupun berbeda dengan yang ada di negara Amerika ini. Saya pun jadi tertarik untuk menulisnya tanpa bermaksud membandingkan kebiasaan yang ada di kedua negara ini. Hanya ingin bercerita tentang kebiasaan- kebiasaan bagus yang saya lihat, praktekkan dan sekarang telah menjadi cara hidup saya.

1) Mendahulukan Penyeberang Jalan. Di penyeberangan jalan bila tiba giliran pejalan kaki maka semua kendaraan bermotor harus berhenti. Tidak peduli sang pejalan kaki menyeberang sambil ngerumpi dengan teman jadinya jalannya lelet, atau memang jalannya kayak pengantin, mereka harus ditunggu sampai mereka sampai di seberang jalan atau minimal situasi dianggap aman.

2) Persamaan nasib di jalan. Jabatan atau pangkat tidak berlaku di jalan. Mau gubernur, walikota, administrator county, jenderal bintang empat sekalipun kalau jalanan macet ya ikut terkena macet. Selama saya tinggal di sini belum pernah saya melihat mobil pejabat lokal dikawal oleh polisi sambil membunyikan sirene. Hanya polisi, pemadam kebakaran dan ambulans yang dalam keadaan darurat (emergency) boleh membunyikan sirine dan harus diprioritaskan. Kendaraan apapun dan milik siapapun harus minggir.

3) Membuka pintu dan menahannya supaya orang dibelakangnya bisa lewat atau membuka pintu sambil melihat ke belakang baru menutup pintu, memastikan di belakangnya tidak ada orang. Dapat dibayangkan kalau saya membuka pintu, masuk ruangan, dan menutu pintu tahu-tahunya ada orang di belakang saya, bakalan kepalanya akan benjol.

4) Membuang sampah pada tempatnya. Kalau tidak ada tempat sampah, sampah akan dikantongi sampai menemukan tempat untuk membuangnya jadi sering saya membawa sampah ke rumah,hehe… Masih berhubungan dengan itu, kebiasaan membersihkan meja setelah makan di tempat umum. Apa yang kita lihat waktu datang itu pula yang kita lihat sewaktu kita pergi, kira-kira begitu prinsipnya.

5) Tidak merokok sembarangan. Saat ini semua gedung milik pemerintah dan swasta adalah kawasan bebas rokok. Untuk merokok disediakan area tertentu, biasanya sekian feet dari pintu gedung. Tetapi belakangan ini di gedung-gedung pemerintah jarak area merokok dengan pintu gedung dibikin lebih jauh lagi, membuat para perokok malas merokok karena harus jalan jauh. Pelanggaran larangan merokok sanksi dendanya sangat besar jadi tidak ada yang berani melanggar.

6) Ini kebiasaan bagus milik petugas public service. Petugas-petugas public service seperti polisi, sheriff, pegawai pembuat SIM dan kantor-kantor pelayanan pemerintah lainnya mempunyai kebiasaan tidak mau menerima suap atau tips dalam bentuk apapun. Dengan ramah mereka akan menjelaskan bahwa tidak boleh menyuap atau memberi tips kepada petugas dan ada sanksinya, paling berat masuk penjara. Jadi saya selalu membayar biaya jasa pengurusan public service sesuai dengan tarif. Kalau ada kembalian langsung saya kantongi, tidak baik membiarkan uang lama-lama tergeletak di meja petugas.

7) Mengucapkan salam, selamat pagi, siang atau malam kepada orang yang tidak dikenal sekalipun. Saling menyapa walau sekilas membuat saya merasa senang karena merasa mempunyai teman sesama manusia. Menanyakan kabar, obrolan singkat mengenai cuaca atau anak masih menjadi kebiasaan di tengah semakin individualistisnya masyarakat Amerika.

Bagaimana dengan kebiasaan-kebiasaan buruk di sini? Banyak, banyak sekali malah. Rasanya nyesek kalau lihat kebiasaan-kebiasaan jelek di sini, khususnya di kalangan pelajar. Tetapi seperti kebiasaan bagus milik bangsa kita, tidak baik kita membicarakan kejelekan orang, jadi tulisan ini hanya tentang yang baik-baik saja. Terima kasih sudah membaca tulisan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Salam.

sumber : kompasiana

1 comments:

  1. point no.2,6 kayaknya bagus juga kalo digunakan di kita, sayangnya sama sekali berbeda jauh ya..?

    kalo pejabat mo lewat, maka semua harus minggir, berhenti, jalan ditutup.

    ngurus-urusan public, dikita dikenal istilah kalo bisa diper-"sulit" ngapain diper-"mudah", dan untuk memudahkan itu tentu ada "harga".

    yah, sekedar berharap, kedepan negeri kita bisa mengadobsi yang baik dari negeri lain.

    mohon maaf kalo ada salah
    salam,

    BalasHapus