Kampung Cyber Ada Di Yogyakarta


JAKARTA - Mencerdaskan masyarakat agar melek teknologi informasi bisa dilakukan siapa saja, tak melulu harus menunggu uluran tangan pemerintah, yang gembar-gembor dengan program Internet masuk Desa. Salah satunya aksi yang dilakukan warga RT 36 Kampung Taman Kelurahan Patehan, Yogyakarta ini patut dicontoh.

Dengan semangat kebersamaan warga RT 36, Taman, Yogyakarta ini, membangun sebuah pusat akses internet gratis yang cukup sederhana, agar dapat dimanfaatkan oleh lingkungan tempat mereka tinggal. Hasilnya terbentuklah sebuah taman internet yang diberi nama “Cyber Village RT 36 Taman”

"Kehidupan sosial di daerah kami identik dengan kebersamaan dan semangat bekerja sama. Desa kami dianggap sebagai desa dengan tingkat ekonomi rendah. Sehingga kami, pemuda setempat, dipanggil untuk meningkatkan pengetahuan penduduk lokal dengan mengajarkan mereka pentingnya teknologi informasi dalam hal menghubungkan jaringan internet dari rumah masing-masing kepada yang lain," terang A Heri Sutanto, ketua RT 36, kepada okezone, Rabu (10/3/2010).

Ditambahkan olehnya, “Cyber Village RT 36 Taman” merupakan pusat akses yang dilengkapi dengan komputer PC dan laptop yang diletakan di sebuah pos keamanan umum yang disebut "Pos Siskamling", di mana setiap orang bebas untuk mengoperasikan internet. Saat ini, Pos Siskamling yang terhubung dengan internet tersebut, baru tersedia 1 laptop dan PC komputer saja. Itupun koneksinya hasil 'nebeng' dari warga yang kebetulan sudah terpasang internet.

Mengetahui bahwa sumber daya manusia yang ada terbatas, kita dipaksa untuk belajar bersama-sama untuk memanfaatkan teknologi ini se-efisien dan se-efektif mungkin dengan membuat para penghuni berinteraksi satu sama lain untuk terciptanya pembangunan Program Desa Cyber ini.

"Program ini membuat interaksi antara penduduk lokal melalui media internet meningkat. Ekonomi mereka juga naik, terutama dalam penjualan kerajinan secara onlone. Kebutuhan akan informasi dan pengetahuan teknologi juga ditransfer cukup baik, sehingga kehidupan sosial sekitarnya tumbuh lebih subur," terang Heri.

Sayangnya, usaha Heri dalam memajukan desanya tersebut tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah setempat. Beberapa kali Heri mengajukan surat permohonan, namun selalui ditolak. Pengajar di Lab Komputer Universitas Atmajaya ini pun berharap agar pemerintah terkait, mau memberikan bantuan baik berupa perangkat pendukung, maupun sumber daya manusiannya. Karena hingga saat ini, yang mengajarkan para warga desa itu, hanya Heri seorang.

sumber : okezone.com

0 comments:

Posting Komentar