Burung Garuda Terbesar Di Dunia (Indonesia)



Untuk dapat menyaksikan tampilan secara utuh Burung Garuda Pancasila terbesar di dunia ini, akan tampak jelas sosoknya jika kita melihatnya dari langit. Untungnya ada teknologi yang dapat membantu dan memudahkan, cukup melihatnya melalui google map, atau menggunakan peta online lainnya, pada koordinat -6° 25' 4.51", +106° 57' 27.62", itulah Gedung Graha Garuda Tiara, Taman Rekreasi dan Olahraga yang dibangun pada masa Orde Baru dan berdiri sangat megah tidak jauh dari kediaman SBY di Cikeas yaitu di daerah Cileungsi Bogor Jawa Barat. Dari angkasa, bangunan itu memukau dengan desain Garuda Pancasila yang cukup jelas. Ada sayap, kepala, maupun perisai berlambang 5 sila.

Tidak cukup banyak yang mengetahui jika Indonesia memiliki burung Garuda terbesar di dunia yang pernah ada, kecuali peselancar internet dan para blogger. Masyarakat setempat menamainya dengan Gedung Kirab, karena pada masanya masih berfungsi, gedung ini dipakai untuk penginapan para atlet Kirab Remaja Nasional, program reguler masa Orba.

Belum di Resmikan Sudah di Tutup
Wajar saja gedung ini tidak banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, seperti bagaimana kita mengenal Taman Bunga Mekar Sari atau Taman Mini Indonesia Indah. Jika saja perjalanan proyek ini berjalan lancar, maka Indonesia akan ketambahan ikon baru yang terletak 30 km dari Jakarta, para penumpang pesawat jika melewati rute di sekitarnya tentu akan dapat menyaksikan kemegahan gedung Graha Garuda Tiara ini. Sayangnya niatan ini tidak pernah terwujud, sebelum diresmikan gedung ini malah di tutup pada masa reformasi, persisnya terjadi pada bulan Agustus 1998.

Meskipun sudah 10 tahun lebih tidak lagi berfungsi, bangunan dan gedung Graha Garuda Tiara masih nampak berdiri kokoh, anda masih bisa melihatnya melalui google map atau google earth, sisa-sisa kemewahannya masih nampak jelas. Wajar saja bangunan ini memang kokoh, dibangun dari baja beton yang didatangkan secara khusus dari bukaka. Memasuki ruang konvensi, puluhan lampu stage yang biasanya dipergunakan untuk pertunjukan nampak rusak, tersisa rumahnya saja sedangkan semua lampunya sudah hilang dari tempatnya. Lantai keramiknya juga nampak hijau penuh dengan jamur dan pecah di sana-sini, jika tidak hati-hati berjalan anda akan mengijak kotoran kelelawar.

Kepala Ruang Konvensi, Ekor jadi Hotel
Kompleks Graha Garuda Tiara di atas lahan 44,6 hektar itu dibuat untuk menangguk rezeki pada pelaksanaan Sea Games XIX, yang digelar di Jakarta Oktober 1997. Komplek ini dibangun dengan dana yang cukup besar, uang miliaran rupiah di gelontorkan demi terwujudnya proyek ini.

Meski belum diketahui secara pasti tentang kepemilikan komplek gedung megah ini, tapi disebut-sebut sebagai milik keluarga cendana. Dulu, putri Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau yang biasa disapa Mbak Tutut, kerap bertandang. Biasanya, Tutut menghabiskan akhir pekan di bekas wisma yang terletak di Jalan Narogong Km 23, Cileungsi, Bogor, atau 30 km dari Jakarta.

Pembangunan dilakukan dalam 2 tahap. Setelah membuka area yang dahulunya hutan karet dan membangun pondasi, pengerjaan dihentikan sementara pada akhir tahun 1995, dan dilanjutkan lagi Agustus 1996. Selesai bulan Oktober 1996, pekerjaannya dikebut siang malam.

Kompleks Garuda Tiara ini terdiri atas wisma A, B, C, D, dan E, yang merupakan bagian sayap dan masing-masing terdiri dari 3 lantai dengan total 456 kamar. 1 Kamar bisa diisi 4 orang itu untuk yang D dan E. Kalau yang A,B, dan C 1 kamar bisa diisi 8 orang. Bagian dada dan kepala Garuda terdapat lobi dan ruang konvensi yang mampu menampung 3 ribu orang. Sedang di bagian ekor diperuntukkan bagi hotel. "Total ada 196 kamar,"

Ada juga lapangan parkir yang luas hingga menampung 100 bus, dan landasan helipad. Tidak hanya itu saja, kompleks olahraga juga tersedia. Terdapat 2 lapangan tenis, 2 lapangan basket, dan 2 lapangan volly dan 2 kolam renang. Namun kini semuanya jauh berbeda. Setelah 13 tahun berlalu, ilalang dan terik matahari merusak semuanya. Taman-taman dan bangunan megah seolah sirna.

Luasan Komplek Graha Garuda Tiara ini hanya mengambil sekitar 5 hektar dari 44 hektar seluruh luasan area yang tersedia, rencana pembangunan kawasan olahraga terbaru tersebut yang konon akan menandingi komplek olahraga Senayan. Namun sayangnya pada akhir tahun 1998, secara bertahap 400 orang karyawan dirumahkan, yang diawali dari pemutusan listrik dan air karena tagihan tidak terbayar, dan tersisa hanya 40 tenaga untuk tugas pengaman lokasi.

Beberapa mantan pegawai dan petugas setempat masih berharap bahwa masih ada investor atau pemerintah setempat bisa melanjutkan program pembangunan ini atau setidaknya bisa difungsikan untuk kepentingan pendidikan atau sekolah bagi masyarakat setempat.

sumber : detiknews.com

0 comments:

Posting Komentar