Hubungan Intim Yang Aman Saat Hamil


Mungkin masih banyak orang berpikir bahwa sex di usia kehamilan tua sangat beresiko terhadap janin. Well.. Pendapat itu tak salah, namun juga tak sepenuhnya benar. Soalnya menurut para pakar sex dan keluarga, asal dilakukan dengan hati-hati dan benar, sex justru berperan penting demi kelancaran persalinan.

Menurut para pakar sex, hubungan intim menjelang persalinan agar terjadi kelahiran normal tidak berkaitan secara langsung. Bayi dengan berat kurang dari 3kg sebetulnya dapat lahir dengan normal, namun karena prosesnya dinamis. Ini dipengaruhi pula kepala bayi waktu lahir, seharusnya menunduk.

Posisi kepala bayi sedang menengadah menyebabkan kepala bayi tidak dapat masuk ke leher rahim. Ini bisa disebabkan karena ukuran kepala bayi lebih besar sehingga kepala bayi tidak dapat masuk ke tulang pinggul dan proses kelahirannya menjadi macet, Kadang bayi bergerak terus dari mulai di atas panggul, kemudian sampai pintu tengah panggul, kemudian paling bawah panggul. Biasanya paling banyak bayi macet lahir di pintu tengah panggul. Karena tempat tersebut yang paling sempit di antara atas dan bawah panggul. Kalau sudah lewat tengah, aman biasanya.

Hubungan intim saat hamil
Jadi apa manfaat hubungan intim dengan persalinan? Saat berhubungan intim, prostaglandin yang dikeluarkan sperma dapat mengakibatkan kontraksi guna membantu penekanan sehingga kepala bayi dapat masuk ke bagian bawah panggul. Ya membantu juga secara tidak langsung. Kadang-kadang bayi sudah 40 minggu di perut, hamil campur saja. Ya terjadi kontraksi, leher rahim menjadi lunak. Namun hubungan intim pada usia kehamilan tua tetap harus dilakukan dengan hati-hati.

Waktu yang tepat
Menurut para pakar sex, waktu yang tepat untuk berhubungan intim sewaktu hamil yaitu setelah trimester pertama hingga usia 7 bulan. Pada waktu ini, ibu hamil sudah relaks dan lebih enakan. Pada trimester pertama kehamilan, sebaiknya Anda menunda hubungan intim terlebih dahulu. Pasalnya, hubungan intim di awal kehamilan mudah terjadi kontraksi. Ari-ari belum terbentuk sehingga dapat mengakibatkan keguguran bila tejadi kontraksi dahsyat.

Sedangkan pada usia kehamilan 7-9 bulan, frekuensi hubungan intim sebaiknya dikurangi sampai janin berusia 9 bulan karena sangat membahayakan janin. Pasalnya kontraksi bisa mengakibatkan pecah ketuban dan bayi dapat terinfeksi. Sementara bila bayi harus dilahirkan, paru-parunya belum matang. Waktu yang sangat membahayakan yaitu antara kehamilan usia 7-8 bulan.

Pada kehamilan berusia 9 bulan, bayi sudah siap untuk dilahirkan bila terjadi kontraksi sehingga air ketuban pecah. Pada saat itu paru-paru bayi sudah matang. Kalau bisa di atas 36 minggu, bila pecah ketuban, bayi lahir sudah aman dilahirkan karena telah mampu bernapas di luar tubuh ibu.

Posisi seks yang aman
Banyak orang menganggap seks saat hamil sangat berbahaya terhadap janin karena Mr P, orgasme atau ejakulasi dianggap dapat mencederai bayi. Sebenarnya tidaklah demikian. Hubungan intim dengan pasangan pada saat hamil apalagi menjelang persalinan harus dilakukan dengan sangat relaks.

Posisi yang baik dalam berhubungan intim saat hamil, yaitu posisi yang tidak menekan perut, yaitu posisi setengah duduk. Posisi ini tidak menekan perut. Atau dapat pula Anda mengambil posisi suami berlutut dengan satu lutut untuk menahan berat badannya. Atau gaya lainnya, Anda dapat mengangkat kedua kaki ke atas. Bagi Anda berjiwa petualangan, posisi "Dr. Ruth dan Dr. Amos" dapat Anda coba, agar Anda nyaman saat bercinta.

Posisi Dr. Ruth dan Dr, Amos, yaitu wanita hamil berbaring telentang, meletakkan salah satu kaki atau keduanya pada bangku. Ini akan memungkinkan istri untuk bergerak bebas dan sedikit memiringkan tubuhnya ke kiri dan kanan untuk menambah kenikmatan. Pasangannya berlutut atau berdiri di antara kakinya, yang memungkinkannya untuk dengan mudah mencumbu klitoris dengan jari tangan dan anggota tubuh lainnya. Ketika pria melakukan penetrasi, tidak akan ada tekanan pada perut istri dan mereka berdua dapat bergerak. Anda dapat mencoba dan memodifikasi posisi ini agar hubungan intim lebih menyenangkan dan nyaman.

Hubungan intim harus dilakukan dengan nyaman agar jangan sampai terjadi kontraksi yang dahsyat untuk menghindari pecah ketuban. Pasalnya, ketuban pecah dapat menyebabkan infeksi ke tubuh janin. Agar tidak terjadi infeksi makanya begitu pecah ketuban harus konsultasi ke dokter. Karena golden periodenya, 6 jam, kalau lebih dari 6 jam, harus dikasih antibiotik. Bila tidak maka akan semakin banyak kumannya.

Masalah lain yang harus diwaspadai adalah tali pusat akan terjepit diantara bayi dan rahim. Akibatnya dapat terjadi gawat janin. Bayi menjadi sesak dan kehabisan oskigen karena oksigen tidak dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Ada proses mengisap, sehingga bayi bisa menelan air ketuban ke paru-paru. Itu yang ditakutkan.

Selain itu, dalam situasi tertentu hubungan intim pada trimester kedua tidak diperbolehkan khususnya pada ibu hamil dengan plasenta previa, dimana plasenta menghalangi cervix, pelebaran cervix prematur, dan beresiko mengalami persalinan prematur.
This entry was posted in :

1 comments: